Apa itu Personal Branding?
Neil Patel, pakar digital marketing, mendefinisikan personal branding adalah proses menciptakan citra atau image diri seorang individu.
Hal ini mencakup semua cara individu dalam mempromosikan diri untuk membentuk persepsi publik terhadap sosoknya.
Dalam memperkuat personal branding, seorang individu harus memperhatikan beberapa hal, yaitu skill, tujuan, visi, kepribadian, dan kisah hidup. Ini adalah kunci individu agar dapat terlihat unik dan menunjukkan profesionalitas yang kuat.
Membangun personal branding bukanlah hal yang mengeluarkan banyak biaya. Beberapa platform media sosial gratis, seperti LinkedIn, dapat dimanfaatkan sebagai medianya.
LinkedIn dikenal sebagai platform yang ideal untuk membangun jejaring di dunia profesional. Banyak orang memaksimalkan kehadiran di platform tersebut untuk kemajuan karier. Mereka rutin mem-posting topik-topik yang menjadi keahlian mereka dan membangun kredibilitas dari sana.
Manfaat Personal Branding
Dirangkum dari Search Engine Journal, berikut beberapa manfaat personal branding:
1. Individu terlihat lebih menonjol di bidangnya
Dunia kerja saat ini semakin kompetitif, terutama saat rekrutmen kerja. Jika individu tidak menunjukkan skill dan keterampilannya dengan baik, tidak menutup kemungkinan ia akan “tenggelam” di antara kandidat pelamar kerja lainnya.
Dengan mengembangkan personal branding yang kuat, aktif mengunggah kemampuan dan pencapaian, kesempatan untuk dilirik recruiter semakin besar.
Perusahaan ingin mencari kandidat yang unik dan berhasil membuat mereka terkesan.
Tak hanya bagi pencari kerja, bagi individu yang sudah bekerja personal branding juga dapat meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan promosi dan kenaikan gaji.
2. Menambah lebih banyak peluang
Individu yang memiliki skill mumpuni di bidang tertentu memanglah banyak. Namun, tidak semua dari mereka bisa menunjukkan dan menonjolkan skill tersebut secara profesional.
Seseorang yang berhasil membangun personal branding menjadikan banyak orang tahu seberapa baik skill yang dimiliki.
Hal inilah yang membuat peluang individu menjadi lebih banyak dalam segala aspek, baik saat mencari kerja ataupun sudah mendapat pekerjaan. Individu tersebut bahkan bisa mendapat kesempatan menjadi speaker, pemateri, hingga instructor di bidang yang benar-benar dikuasai.
3. Lebih dipercaya
Saat sudah memiliki personal branding, kredibilitas dan kepercayaan di lingkungan akan meningkat. Orang-orang dan lingkungan sekitar tahu lebih banyak tentang siapa individu yang sedang dihadapi dan bagaimana otoritasnya saat menjelaskan bidang tertentu.
4. Memberikan kesan positif di media online
Media digital yang hadir saat ini memudahkan seseorang dalam membangun personal branding. Cukup dengan mencari nama di Google atau media sosial, profil dan informasi individu bisa langsung tertera di layar.
Adanya personal branding akan membantu individu mengontrol narasi apa yang ingin ditampilkan ketika ada orang yang mencari tahu tentangnya. Dengan ini, individu dapat memperkenalkan dirinya sebaik mungkin melalui citra positif.
Contoh Personal Branding
Pada dasarnya, personal branding yang efektif dimulai dengan mengunggah konten secara konsisten, menguasai salah satu bidang tertentu, sekaligus mencitrakan kepribadian yang unik dan otentik.
Berikut beberapa contoh tokoh yang berhasil membangun personal branding dan nama mereka telah dikenal secara luas sampai mendunia.
Neil Patel
Neil Patel adalah seorang digital marketer yang nama dan hasil pemikirannya telah dikenal secara luas di dunia digital marketing. Dia mengenalkan kepada publik cara melakukan pemasaran online melalui blog, YouTube, dan media sosial lainnya.
Saat ini, Neil Patel sudah berhasil mendirikan banyak perusahaan yang bergerak di bidang digital marketing, seperti Ubersuggest, Crazy Egg, dan Kissmetrics.
Neil Patel berhasil membangun personal branding-nya sebagai individu yang ahli di bidang SEO dan marketing, sehingga banyak orang menjadikannya sebagai referensi saat ingin belajar di bidang tersebut.
Marie Kondo
Marie Kondo atau yang biasa dikenal dengan KonMari adalah seorang organizing consultant, penulis, dan pembawa acara televisi ternama asal Jepang.
Buku terlarisnya, The Life-Changing Magic of Tidying Up, telah diterjemahkan dalam 44 bahasa dan sudah terjual lebih dari 13 juta eksemplar di seluruh dunia.
Dalam membangun personal branding-nya, Marie Kondo memiliki konsistensi yang luar biasa. Misalnya, ia konsisten menampilkan website-nya dengan tema minimalis. Ini merepresentasikan diri sebagai seorang konsultan yang elegan dan dihormati.
Tak hanya itu, Marie Kondo memiliki tagline “keep what sparks joy”. Ia secara berulang memberikan pesan ini dalam bentuk catatan atau tanda tangan di buku, video, dan di setiap wawancaranya.
Apa Pentingnya Personal Branding bagi Seseorang?
Semenjak era media sosial, personal branding bukan hanya milik selebriti dan tokoh politik. Semua orang bisa memanfaatkan platform media sosial mereka untuk menunjukkan keunikan, nilai jual, dan kredibilitas.
Bagi influencer, content creator, dan pembicara, sangat penting membangun personal branding yang kuat untuk membuka koneksi dengan sebanyak mungkin klien.
Bagi orang biasa, memiliki personal branding bisa meningkatkan kepercayaan diri dan membuka pintu untuk peluang-peluang baru, dari karier sampai bisnis.
David Hagenbuch, seorang profesor pemasaran, menyebut personal branding adalah tentang komunikasi yang meyakinkan. Dalam dunia pemasaran secara umum, kelihaian dalam berkomunikasi tidak hanya dapat mempromosikan kelebihan produk, tapi juga mengatasi kekurangannya.
Bagaimana cara membangun personal branding?
Sprout Social menyebut personal branding bisa tercipta dengan atau tanpa kesengajaan karena bisa terbentuk dari semua perilaku seseorang di dunia online dan offline-nya.
Smart Insights membagi cara membangun personal branding dengan konsep 3C, yakni Clarity, Coherence, dan Commitment.
Clarity
Memiliki tujuan hidup yang jelas adalah salah satu hal yang harus dibangun dalam personal branding. Pasalnya, tidak semua orang memiliki tujuan dalam pekerjaannya dan hanya bergerak mengikuti arus.
Ketika seseorang memiliki substansi dan visi besar, ia akan membawa tujuan tersebut ke organisasi dan membuat perubahan-perubahan yang luar biasa menyesuaikan visinya.
Coherence
Jikai clarity menyangkut substansi, coherence mengacu pada gaya atau cara individu membawa dirinya. Hal ini tercermin dari caranya membangun interaksi dan hubungan (network) dengan orang-orang sekitar.
Memiliki jaringan dengan banyak profesional lain memungkinkan untuk mendapat gagasan baru, berbagi ilmu, sekaligus membuat individu diakui keberadaannya di lingkungan profesional.
Commitment
Setelah memiliki tujuan dan rencana karier yang jelas, individu akan lebih konsisten dalam membangun personal branding-nya. Ia sudah mengetahui apa yang ingin diperjuangkan dan berusaha untuk tetap ada di jalur yang mampu membawanya ke sana.
Perlu digarisbawahi bahwa komitmen bukan berarti individu tidak boleh mengubah tujuannya. Ia juga tidak harus tahu persis apa yang akan dilakukan dalam 10 atau 20 tahun ke depan. Namun, komitmen berarti memiliki gagasan luas tentang bidang yang sedang ditekuni sekaligus langkah-langkah yang harus dipersiapkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Penutup
Personal branding menempatkan individu sebagai seorang ahli di bidang tertentu dan dipercaya orang dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan personal branding, individu terlihat menonjol di bidangnya, menambah banyak relasi dan peluang, sekaligus lebih dipercaya di lingkungannya.
Bagi suatu bisnis, membangun personal branding adalah tentang bagaimana menciptakan citra unik agar membedakan produknya dengan kompetitor.